Bakalbeda.com - Dell Latitude adalah laptop yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis, berbeda dengan Inspiron atau XPS yang lebih ditujukan bagi pengguna umum.
Jika harus dibandingkan, laptop ini lebih bersaing dengan Acer TravelMate atau HP EliteBook daripada Acer Swift atau HP Envy.
Oleh karena itu, ulasan ini akan memiliki pendekatan yang sedikit berbeda. Selama hampir dua minggu, saya menggunakan perangkat ini sebagai laptop utama untuk pekerjaan sehari-hari guna menguji seberapa optimal performanya bagi para profesional.
Sekilas Spesifikasi
- Harga: Rs 1,19.950
- Prosesor: Qualcomm Snapdragon X Plus
- Layar: 14 inci 16:10 FHD+ (1920x1200p) IPS non-touch, 300 nits, anti-silau
- Refresh Rate: 60Hz
- RAM: 16GB LPDDR5X 8448MHz
- Penyimpanan: 512GB PCIe Gen 4 SSD
- Konektivitas Nirkabel: Wi-Fi 7 dual-band, Bluetooth 5.4
- Port: 2x USB-C (USB 4.0, PD, DisplayPort 2.1), 1x USB 3.2 Gen 1 (PowerShare), 1x pembaca sidik jari opsional di tombol daya, 1x jack audio 3,5mm, 1x Micro SD Reader
- Baterai: 54Whr
- Adaptor AC: 65W
- Bobot: ~1,5 kg
Desain, Konstruksi, dan Konektivitas
Latitude hadir dengan desain minimalis yang elegan, sempurna untuk lingkungan profesional. Warna Titan Grey yang menjadi ciri khas Dell langsung memberikan kesan eksklusif.
Logo Dell terpampang di tengah tutupnya, memberikan identitas kuat. Saat dibuka, pengguna disambut oleh layar anti-silau berukuran 14 inci yang sangat nyaman digunakan.
Engsel laptop ini terasa kokoh, tanpa banyak goyangan saat digunakan. Namun, membuka tutupnya dengan satu tangan bisa sedikit menyulitkan karena laptop ikut terangkat.
Dalam kondisi terbuka, desainnya membantu meningkatkan aliran udara dan memberikan sedikit kemiringan pada keyboard untuk pengalaman mengetik yang lebih ergonomis.
Berbicara tentang keyboard, meskipun bukan ukuran penuh, tombol-tombolnya cukup besar dan memiliki tingkat perjalanan yang ideal untuk mengetik dalam durasi panjang.
Keyboard ini juga memiliki lampu latar dengan dua tingkat kecerahan, yang cukup membantu dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Keamanan juga menjadi prioritas dengan kehadiran sensor sidik jari pada tombol daya serta dukungan Windows Hello berkat kamera IR.
Dell bahkan menambahkan rana fisik pada webcam untuk menjaga privasi pengguna.
Sementara itu, trackpad cukup responsif dan mendukung multi-gesture, meskipun tidak sehalus MacBook Air M4 atau ASUS Vivobook 14 Flip.
Bagi pengguna yang lebih mengandalkan mouse eksternal, hal ini mungkin bukan masalah besar.
Dari sisi konektivitas, laptop ini memiliki port USB-C dan pembaca kartu SD di sisi kiri, serta port USB-A dan jack audio 3,5mm di sisi kanan.
Sayangnya, tidak adanya port HDMI bisa menjadi kendala dalam beberapa situasi profesional, mengingat tidak semua kantor menyediakan dongle untuk presentasi.
Layar
Lapisan anti-silau adalah keunggulan utama layar ini. Digunakan di berbagai kondisi pencahayaan—di kantor, bandara, hingga dalam perjalanan kontennya tetap terlihat jelas.
Dengan resolusi 1200p pada rasio 16:10, layar ini memberikan lebih banyak ruang untuk spreadsheet dan pengalaman menonton yang cukup nyaman, meskipun tidak memiliki kejernihan warna yang luar biasa.
Sudut pandang layar juga cukup baik untuk kebutuhan kolaborasi. Meskipun dalam skenario hiburan warna bisa terasa sedikit kurang hidup, pengalaman menonton serial tetap menyenangkan.
Refresh rate 60Hz memang bukan yang tertinggi, tetapi sudah mencukupi untuk laptop produktivitas.
Audio
Speaker laptop ini mengarah ke bawah dan menghasilkan suara yang cukup lantang saat diletakkan di meja.
Untuk panggilan video, volumenya bisa mencapai tingkat yang cukup tinggi, tetapi tetap jernih.
Dialog dalam film terdengar jelas, tetapi jangan berharap dentuman bass yang menggelegar untuk pengalaman menonton yang lebih imersif.
Performa
Dell Latitude 5455 ditenagai Snapdragon X Plus yang cukup tangguh untuk tugas-tugas bisnis. Kami mengujinya melalui berbagai tolok ukur seperti Cinebench, GeekBench, dan 3DMark.
Sayangnya, beberapa benchmark seperti PCMark dan 3DMark Time Spy tidak kompatibel dengan prosesor berbasis ARM.
Dibandingkan dengan laptop sekelasnya seperti ASUS Vivobook 14 Flip (Intel Core Ultra 7-256V), Asus Zenbook A14 OLED, dan HP Omnibook X 14, Latitude menunjukkan performa yang kompetitif.
Meskipun bukan yang tercepat dalam kelasnya, untuk tugas sehari-hari seperti pengolahan dokumen, spreadsheet, dan konferensi video, laptop ini cukup andal.
Baterai
Daya tahan baterai menjadi salah satu keunggulan utama. Dengan penggunaan standar—menulis dokumen, membalas email, dan konferensi video baterai bertahan sekitar 8-9 jam sebelum perlu diisi ulang.
Namun, jika panggilan video berlangsung lebih dari dua jam, pengisian daya mungkin dibutuhkan lebih cepat.
Beberapa trik bisa diterapkan untuk memperpanjang daya tahan baterai, seperti mengurangi kecerahan layar, menggunakan mode gelap, dan mengaktifkan fitur penghematan daya.
Bahkan, laptop ini sanggup menjalankan GTA V dengan rata-rata 57FPS, memberikan opsi hiburan bagi pengguna yang ingin bersantai sejenak di sela pekerjaan.
AI
AI masih dalam tahap awal di ranah PC, tetapi laptop ini telah mendukung fitur Copilot untuk membantu berbagai tugas seperti menulis email dan merencanakan perjalanan.
Meskipun belum sempurna, fitur ini memberikan pengalaman tambahan yang menarik bagi pengguna bisnis.
Bagi pengguna bisnis yang mendapatkan laptop ini sebagai perangkat kerja, Dell Latitude 5455 menawarkan kombinasi solid antara build quality, kenyamanan mengetik, layar anti-silau yang baik, performa yang cukup stabil, dan daya tahan baterai yang layak.
Bobotnya yang ringan juga menjadikannya pilihan ideal bagi pekerja mobile.
Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Windows pada ARM masih memiliki beberapa bug yang perlu diperbaiki, kinerja mentah di mode baterai bisa lebih baik, dan yang paling mencolok adalah absennya port HDMI, yang seharusnya menjadi standar pada laptop bisnis.
Dengan harga Rs 1,19.950, Latitude 5455 mungkin terasa agak mahal jika dibandingkan dengan beberapa laptop lain dalam kisaran harga yang sama.
Namun, fitur keamanan seperti Dell SafeID dan Secure BIOS tetap menjadi nilai tambah yang sulit diabaikan oleh kalangan profesional.
Peringkat Editor: 7,5/10
Kelebihan:
✅ Daya tahan baterai yang solid
✅ Desain kokoh dengan keyboard yang nyaman
✅ Layar anti-silau yang optimal dalam berbagai kondisi pencahayaan
✅ Fitur keamanan yang mumpuni
Kekurangan:
❌ Kinerja pada mode baterai bisa lebih baik
❌ Windows pada ARM masih belum sempurna
❌ Tidak ada port HDMI
0Comments