Tpz5GfY9BUd5Gpd0GSM9TSG5Gi==

Braking News:

00 month 0000

Aksi Guru Gebrak Meja di MAN 1 Lamongan Viral, Kemenag Beri Sanksi

Azzam
Azzam
Font size:
12px
30px
Print


Bakalbeda.com
- Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang guru perempuan MAN 1 Lamongan menggebrak meja saat memberi penjelasan kepada siswanya viral di media sosial.

Guru tersebut, yang diketahui menjabat sebagai Wakil Kepala (Waka) Kurikulum MAN 1 Lamongan, mendapat sorotan publik lantaran berbicara dengan nada tinggi dan menggebrak meja saat menghadapi puluhan siswa yang mempertanyakan nilai mereka yang tidak terinput dalam sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Ketidakterinputan nilai ini berdampak pada kesempatan mereka untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Dalam video yang beredar, terdengar suara tangisan siswa yang merasa kecewa dengan situasi tersebut. Kejadian ini diketahui terjadi pada Jumat, 31 Januari 2025.

Menanggapi peristiwa ini, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Lamongan, Muhlisin Mufa, memberikan sanksi tegas kepada guru tersebut dengan mencopotnya dari jabatan Waka Kurikulum MAN 1 Lamongan.

“Sementara ini penggantinya dipegang oleh Ibu Robiul Muhaimin,” ujar Muhlisin, Senin (10/2/2025).

Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, menyatakan bahwa siswa yang terdampak masih memiliki banyak alternatif lain untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN), seperti melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN PTKIN) atau jalur mandiri.

“Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia memastikan bahwa pihak sekolah akan berupaya mengisi ulang data secara manual apabila memungkinkan.

Namun, ia juga menegaskan bahwa status eligible dalam PDSS tidak menjamin masuk PTN, melainkan hanya memberikan hak untuk mendaftar.

Para siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai dengan pilihan kampus mereka.

Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan agar lebih berhati-hati dalam pengelolaan data akademik siswa serta meningkatkan komunikasi yang lebih baik antara guru dan peserta didik.***

Baca juga: