Bakalbeda.com – Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, California, telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar, diperkirakan mencapai hampir Rp 1.000 triliun.
Jumlah ini hampir tiga kali lipat dari bantuan Amerika Serikat untuk operasi militer Israel yang telah menghabiskan lebih dari 22 miliar dolar AS atau sekitar Rp 356,8 triliun sejak Oktober 2023.
Kebakaran yang disebabkan oleh kekeringan berkepanjangan dan angin kencang sejak awal tahun ini telah memicu banyak kebakaran hutan di wilayah selatan California.
Menurut Ken Clark dari AccuWeather, total kerusakan akibat kebakaran di California Selatan diperkirakan mencapai antara 52 miliar hingga 57 miliar dolar AS (sekitar Rp 843 triliun hingga Rp 923 triliun).
Sementara itu, BBC melaporkan bahwa kerugian akibat kebakaran besar di Los Angeles diperkirakan melampaui 135 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.200 triliun.
Angka yang jauh melebihi nilai investasi proyek infrastruktur oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diperkirakan mencapai Rp 700 triliun selama periode pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Jonathan Porter, Kepala Meteorologi AccuWeather, menilai kebakaran ini sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah California.
Ia juga mengungkapkan bahwa kebakaran tersebut telah menghancurkan beberapa kawasan real estat termahal di negara tersebut, di mana harga rumah rata-rata mencapai lebih dari dua juta dolar AS atau sekitar Rp 32 miliar.
Porter memperingatkan bahwa kebakaran ini menimbulkan risiko besar terhadap pariwisata dan kesehatan masyarakat karena paparan asap serta kerusakan pada bangunan yang tidak sepenuhnya hancur.
Selain itu, banyak penduduk di Pacific Palisades melaporkan kesulitan mendapatkan asuransi properti akibat tingginya risiko kebakaran di wilayah tersebut.
Dalam upaya pemadaman, institusi pemadam kebakaran menghadapi tantangan besar dengan angin kencang yang mengancam nyawa dan mempercepat penyebaran api. Evakuasi massal terjadi di seluruh wilayah, dengan lalu lintas yang terhenti saat penduduk meninggalkan kendaraan mereka di jalanan.
Dave Houk, Ahli Meteorologi Senior AccuWeather, mencatat bahwa kebakaran lainnya seperti Eaton, Woodley, dan Hurst turut menambah kerusakan, dengan 16 korban jiwa dilaporkan sejauh ini.
Hembusan angin telah menyebarkan bara api dari rumah ke rumah, mempercepat penyebaran kebakaran yang tidak terkendali.
Houk memperingatkan bahwa risiko kebakaran masih ekstrem, dengan angin diperkirakan kembali kencang di awal minggu depan.
Para petugas pemadam kebakaran terus berjuang melawan kondisi ini, berusaha mengendalikan kebakaran yang telah menimbulkan salah satu bencana terbesar dalam sejarah modern Amerika Serikat.
Kebakaran hebat di Los Angeles ini menunjukkan betapa rentannya wilayah tersebut terhadap bencana alam, yang memerlukan langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif dan peningkatan kesiapsiagaan di masa depan.***
0 Komentar