Bakalbeda.com - Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai dirundung duka dengan kisah pilu yang dialami oleh Nuraeni (7), seorang pelajar kelas dua MI Maddako Sinjai.
Nuraeni, yang masih belia, harus menggendong adiknya yang masih kecil, Akbar (3), setiap harinya saat berangkat ke sekolah.
Kisah tragis itu bermula sejak kematian ibunya satu tahun yang lalu. Nuraeni, yang hidup bersama ayahnya, Sanu, seorang petani, harus menggantikan peran ibunya untuk merawat adiknya yang masih balita.
Meski jarak sekolah Nuraeni hanya sekitar 200 meter dari rumahnya, namun beban membawa adiknya yang menangis ketika dipisahkan membuat Nuraeni harus menggendongnya setiap hari.
Kepala Desa Barania, Firman, mengungkapkan bahwa meskipun banyak keluarga yang bersedia mengasuh adik Nuraeni saat dia bersekolah, namun adiknya menolak dan enggan berpisah dengan kakaknya sejak kematian ibunya.
"Sudah meninggal ibunya, kalau ini anak memang tidak mau pisah sama kakaknya, dia maunya diasuh sama kakaknya," ujar Firman.
Kisah keberanian Nuraeni dalam menghadapi keterbatasan ekonomi dan kehilangan yang begitu besar ini menyentuh hati banyak orang di desanya.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Nuraeni tetap tegar dan tidak pernah mengeluhkan beban yang dia pikul.
Keluarga Nuraeni termasuk dalam kategori warga yang kurang mampu, tetapi kekuatan cinta dan kesetiaan antara saudara ini menjadi contoh bagi banyak orang tentang arti sejati dari keluarga dan kebersamaan.***
0Comments